Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog

Archive for May, 2007

Angin Puting Beliung

Saturday, May 26th, 2007

Dr. Fahmi Amhar
Peneliti Utama Bakosurtanal

 Akhir-akhir ini angin kencang ikut meramaikan negeri ini.  Di Yogyakarta, angin puting beliung meniup terbang atap di lebih dari seribu rumah.  Di Jakarta, angin kencang menumbangkan pepohonan dan menyebabkan jaringan listrik terganggu.  Di Juanda Surabaya, angin ini disinyalir memicu pesawat Adamair mengalami hard-landing. Dan di hampir semua pelabuhan dari Pantura Jawa hingga Ambon, diberlakukan larangan berlayar bagi kapal-kapal dengan tinggi dek kurang dari empat meter, sehubungan gelombang laut yang mencapai tiga meter.  Akibatnya, pasokan kebutuhan pokok di sejumlah pulau terganggu.

Angin adalah gerakan horizontal udara yang disebabkan perbedaan pemanasan permukaan bumi.  Tekanan udara daerah panas akan naik, sehingga udara bergerak ke daerah dingin.  Dua pengaruh utama dalam sirkulasi atmosfir adalah perbedaan pemanasan daerah katulistiwa dan kutub, dan rotasi bumi (efek Coriolis).  Di utara katulistiwa, angin ini berpusar bertentangan arah jarum jam, sedang di selatan katulistiwa searah jarum jam.  Dengan sirkulasi angin, bumi berusaha menyeimbangkan panas yang diterimanya dari matahari.  Tanpa angin, daerah siang akan kepanasan dan daerah malam akan membeku.  Keduanya tidak memungkinkan kehidupan.

Angin puting beliung adalah efek turunan dari suatu siklon tropis.  </SPAN>Secara ilmiah siklon tropis dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan intensitasnya: depresi tropis, badai tropis dan siklon tropis – yang namanya tergantung lokasi: hurricane, typhoon, dan tornado.  Badai yang terjadi di Pasifik baratdaya dengan kekuatan setara hurricane akan disebut typhoon, sedang di Pasifik Timur Laut atau di Atlantik di sebut hurricane. 

Depresi tropis memiliki kecepatan kurang dari 62 km/h dan belum berbentuk spiral. Badai tropis lebih kuat, kecepatannya 62-117 km/h.  Pada titik ini bentuk siklon mulai terbentuk, meskipun belum memiliki mata.  Sedang siklon tropis berkecepatan minimal 118 km/h dan sudah memiliki mata dan bentuk spiral.  Kecepatan maksimum siklon tropis yang pernah diraih adalah 305 km/h.  Kecepatan yang lebih tinggi pernah tercatat namun diduga kuat alat pengukur kecepatan anginnya sudah rusak terkena badai ini.

Siklon raksasa seperti super typhoon Tip dapat mencapai diameter hingga 2170 km.  Hurricane juga bisa bertahan berhari-hari.  Yang terpanjang yang pernah terjadi adalah hurricane John tahun 1994 yang berlangsung 31 hari.  Siklon semacam ini menimbulkan jejak amat panjang.  Typhoon Ophelia tahun 1960 pernah membuat jejak hingga 12500 km.

 Peringatan Dini

Pertumbuhan suatu siklon tropis (Tropical cyclogenesis) sebenarnya belum benar-benar dipahami dan masih jadi riset yang menarik.  Yang dipahami selama ini, siklon bermula di suatu lokasi pada musim panas.  Angin yang meninggalkan daerah bertekanan tinggi melewati lautan hangat dan menghisap uap air.  Di suatu tempat lain yang tinggi, uap ini berkondensasi dan melepas panasnya dengan cepat.  Maka tekanan di ketinggian akan naik, terjadilah gerakan angin vertikal ke bawah.

Gerakan ini bersinergi dengan gerakan pertama menjadi badai.  Makin besar perbedaan panas, makin banyak uap air terbawa dan berkondensasi, semakin besar badai itu.  Dan rotasi bumi menyebabkan badai ini berpusar.  Gejala ini akan semakin dahsyat ketika kekuatan angin tidak terhalang oleh pegunungan, seperti misalnya di lautan atau dataran yang luas. 

Ilmuwan pada Pusat Riset Atmosfir Nasional AS memperkirakan bahwa siklon tropis melepas energi pada kisaran 50 – 200 Trilyun Joule per hari.  Ini setara dengan ledakan 10 mega-ton bom nuklir setiap 20 menit, atau 200 kali dari listrik yang dibangkitkan di seluruh dunia setiap hari.  Begitu besar potensi bahaya yang bisa ditimbulkan siklon, maka muncul beberapa organisasi guna mengantisipasinya.   Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) membentuk sampai enam Regional Specialised Meteorological Centres (RSMCs).  Selain itu untuk tempat yang lebih kecil dibuat Tropical Cyclone Warning Centres (TCWCs).  Mereka bertugas memantau pertumbuhan dan gerakan siklon, dan memberikan peringatan dini.

Pemantauan siklon mau tidak mau harus menggunakan teknologi tinggi.  Pemantauan cuaca konvensional jelas tak dapat dilakukan di lautan.  Saat ini, pemantauan dilakukan dengan satelit, antene radar dan balon sonde.  Yang paling mutakhir adalah dengan hurricane hunter, yaitu pesawat dan tim khusus yang terbang menuju pusat hurricane dan menyebarkan GPS-dropsonde, berupa benda-benda kecil dengan chip sistem pemantau global (GPS) di dalamnya yang akan terbang berhamburan sesuai aliran angin di dalam hurricane.

Analisis data pemantauan siklon dengan super komputer sudah memungkinkan prediksi yang cukup akurat atas perjalanan suatu siklon hingga beberapa minggu ke depan.  Untuk memudahkan arus informasi terutama bagi pelayaran, dibuatlah konvensi penamaan siklon tropis berdasarkan lokasi.  Nama-nama siklon ini adalah nama-nama lelaki atau wanita, seperti Katrina, Paul, Andrew, dan sebagainya.  Nama siklon yang pernah bersejarah sangat hitam seperti Katrina biasanya akan diusulkan untuk diganti, agar masyarakat tidak trauma.  Potensi bahaya siklon mana saja sebenarnya sama, tak tergantung pada namanya.

Sejatinya Indonesia bukan daerah yang lazim dilalui siklon.  Namun siklon yang terjadi di Australia, Samudra Hindia atau di Samudra Pasifik mau tak mau akan ikut mengusik ketenangan angin di Indonesia, sekalipun tak sampai sekelas tornado atau hurricane.   

 Kerusakan

Kerusakan yang ditimbulkan siklon dapat dilukiskan pada contoh-contoh berikut: siklon Bhola yang tahun 1970 melanda daerah padat penduduk di delta sungai Gangga di Bangladesh mungkin merupakan siklon yang paling mematikan. Lebih dari 300 ribu orang tewas akibat curah hujan tinggi dan banjir yang dibawa siklon tersebut.

Namun demikian dari segi kerusakan yang ditimbulkan, hurricane Katrina tahun 2005 yang melanda negara bagian New Orleans AS menimbulkan kerugian termahal, yaitu ditaksir 100 Milyar US-Dollar dan ‘hanya’ 1836 jiwa.  Sedikitnya korban jiwa pada saat Katrina adalah karena sistem informasi dini yang telah dimiliki AS saat ini.

Meskipun siklon menyebabkan kerugian jiwa dan harta benda yang luar biasa, namun siklon secara tak langsung juga faktor penting curah hujan di berbagai area.  Hurricane di Pasifik timurlaut misalnya, sering mensupply kelembaban di baratdaya AS dan Meksiko.  Meski di kawasan pantai hurricane menyebabkan kerusakan bangunan, namun bagi dunia ikan hurricane juga sering menyediakan habitat yang lebih baik.

Banyak ilmuwan yang memprediksikan bahwa dengan pemanasan global yang sekarang terjadi, maka suhu rata-rata air laut akan meningkat dan peluang terjadinya siklon tropis akan semakin besar.

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab angin itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (Qs. 7:57)

 

Perbandingan ukuran Typhoon Tip dan besar AS.

 Pantauan siklon dari satelit

Teknologi Ramah Perempuan

Saturday, May 26th, 2007

Dr. Fahmi Amhar
Peneliti Utama Bakosurtanal

 Suara Islam, no. 19, minggu III-IV April 2007 

 Adakah teknologi ramah perempuan?  Bila ada, perlukah kita teknologi spesifik tersebut?  Apakah istilah ”ramah perempuan” ini bukan bias gender?

Tema ini diangkat pada edisi paruh kedua bulan April ini karena tanggal 21 April sering diperingati sebagai Hari Kartini, hari kebangkitan kaum perempuan.

 Kebutuhan Perempuan

Adalah fakta bahwa perempuan memiliki beberapa ciri-ciri fisik yang berbeda dengan laki-laki, dan karena itu perempuan memiliki sejumlah kekhususan.  Perempuan tidak bisa kencing sambil berdiri, perempuan mengalami menstruasi, bisa hamil dan melahirkan, perlu menyusui dan paling cocok kalau seorang balita diasuh ibunya.  Karena kebutuhan khususnya itu, Islam mensyari’atkan agar perempuan menutup auratnya dan mengenakan jilbab (baju kurung terusan) dan khimar (kerudung) bila berada di tempat publik.  Pergaulan laki-laki dan perempuan pun sedapat mungkin dibatasi kecuali pada hal-hal yang secara syar’i diijinkan.  Oleh karena itu jelas bahwa ada beberapa jenis teknologi yang akan lebih terasa ramah perempuan bila aspek spesifik tadi diperhatikan.

Selama ini bila orang bicara teknologi spesifik perempuan yang terbayang tidak jauh dari urusan ”macak-masak-manak”, atau berhias, memasak dan mengurus anak. 

Berhias adalah aktivitas seputar kosmetik, perawatan rambut, wewangian, pakaian – termasuk pakaian dalam, pembalut, perhiasan hingga sepatu dan asesori lainnya.

Memasak – meski banyak laki-laki juga pandai memasak – tetaplah aktivitas yang lebih didominasi ibu rumah tangga.  Ini aktivitas yang dapat melibatkan segala jenis alat dapur seperti pisau, panci, kompor hingga kulkas sampai makanan atau bumbu siap saji.

Mengurus anak – adalah aktivitas yang tidak tergantikan bagi seorang perempuan.  Aktivitas ini dimulai sejak hamil, melahirkan, memandikan, menyuapi, mengajak tidur – termasuk memasangkan popok, sampai mengajak bermain sambil belajar.

Sepintas saja sudah mulai terbayang bahwa teknologi haruslah dapat meringankan tugas kaum perempuan pada aktivitas-aktivitas klasik itu.  Padahal kebutuhan dan tugas kaum perempuan tidak hanya itu.  Perempuan juga wajib menuntut ilmu, wajib berdakwah – termasuk di dalamnya ada aktivitas yang bersifat politis (menasehati orang yang berkuasa).    Dalam menjalankan aktivitasnya itu, seorang perempuan terkadang harus berkomunikasi, bepergian, makan di restoran atau menginap di hotel.

 

Ramah Perempuan

Sesuatu disebut ramah perempuan kalau dia dapat memenuhi segala yang dibutuhkan perempuan, tanpa perempuan itu menjadi terusik harkat keperempuannya.  Karena itulah suatu toilet disebut ramah perempuan kalau pertama-tama dia terpisah dari toilet laki-laki.  Perempuan tak akan nyaman kalau harus antri di depan toilet bercampur laki-laki, sekalipun toilet itu sama-sama tertutup dan tidak harus berdiri.  Namun yang kedua: toilet itu sendiri harus ”ramah”. 

Contoh: di Jepang dikenal piranti ”Washlet”, yaitu toilet yang sudah dilengkapi alat penyemprot air untuk cebok.  Di situ ternyata ada dua penyemprot, satu universal (ke arah dubur), dan satu variatif – ke kemaluan, dan ini jelas beda letaknya antara laki-laki dan perempuan.

Washlet – WC ramah perempuan, lazim di Jepang

 Dalam aktivitas yang spesifik perempuan, teknologi pada umumnya sudah didesain ramah perempuan, walaupun tentu saja ada yang lebih ramah dari yang lain.  Namun pada urusan yang bersifat umum, masih banyak teknologi yang harus dimodifikasi.

Dalam dunia transportasi misalnya.  Hingga sekarang masih jarang kita temui sepeda motor yang dapat dipakai berdua namun ramah perempuan.  Perempuan yang duduk miring sebenarnya telah meningkatkan resiko keselamatannya dalam berkendaraan.  Namun kalau duduk lurus, dia mengalami masalah dengan busananya.

Masih terkait transportasi adalah halte bus / kereta dan tempat parkir.  Untuk kereta, bisa didesain wagon khusus perempuan, sehingga haltenyapun otomatis terpisah.  Pada wagon yang tidak khusus perempuan, sebaiknya perempuan disertai suami atau mahramnya. 

”This car is only for women” – kereta di Jepang

Untuk bus hal ini sulit direalisir, karena komposisi penumpang yang naik sepanjang rute bus itu bisa bervariasi. 

Untuk tempat parkir, terlebih yang ada di basement suatu gedung, perlu fasilitas yang lebih ramah perempuan, misalnya pencahayaan yang lebih baik.  Kalau hal itu dirasa akan memboroskan listrik, maka dapat dibuat karcis khusus perempuan yang juga dilengkapi pemancar kecil untuk menghidupkan lampu tambahan, dan sekaligus juga sebagai alarm kalau terjadi sesuatu.

Perempuan yang sering memiliki keperluan syar’i untuk bepergian juga perlu teknologi untuk membela diri.  Teknologi ini tidak cuma penyemprot larutan cabe atau mrica, namun dapat pula berisi alarm dengan sirene yang sangat keras.  Di dunia global positioning system (GPS) dikembangkan pula chip yang dapat memberi informasi lokasi seseorang yang membawanya ke suatu komputer yang terhubung.  Jadi dapat diimajinasikan: seorang perempuan yang membawa chip itu, dan rute perjalanannya sudah jelas, maka bila tiba-tiba tanpa penjelasan ada penyimpangan rute hingga di luar toleransi, ada kemungkinan dia dalam bahaya.  Maka komputer ini bisa mengaktifkan satuan pengamanan untuk menolong perempuan itu.

Kemudian di dunia pendidikan.  Pada kelas campuran atau kelas perempuan dengan guru laki-laki, terkadang ada kecanggungan ketika berinteraksi, sekalipun itu sebatas transfer ilmu.  Di sinilah teknologi berperan.  Material belajar mandiri secara interaktif dapat dipandang sebagai teknologi yang lebih ramah perempuan.  Demikian pula dengan komunikasi via internet, di mana perempuan dapat berdakwah atau bahkan beraktivitas politis lainnya secara langsung, tanpa harus keluar rumah dan bersinggungan dengan laki-laki, sekalipun internet belum mampu menggantikan 100% aktivitas di lapangan.

Internet juga memiliki potensi mengoptimalkan sebagian aktivitas klasik perempuan.  Misalnya ”smart kitchen”.  Sebuah dapur dilengkapi komputer yang menyimpan ratusan resep dan merekomendasikan menu harian yang sehat dan berimbang.  Menu ini bisa diprogram sesuai selera isi rumah selama misalnya sebulan.  Ibu rumah tangga cukup mengikuti saran yang diberikan setiap hari.  Setiap bahan masakan yang diambil dilewatkan dulu ke suatu scanner untuk didata.  Dengan demikian komputer selalu tahu apa saja yang tersedia di rumah, dan kapan dia secara otomatis harus memesan belanjaan yang diperlukan, sebelum semuanya habis.  Kalau sistem ini terhubung dengan on-line-shopping, maka petugas supermarket terdekat akan mengantar belanjaan yang dibutuhkan, tanpa sang ibu repot-repot keluar rumah.  Dia dapat memiliki waktu lebih banyak untuk suaminya, anak-anaknya atau untuk dirinya sendiri.

Kalau teknologi ramah perempuan ini dikembangkan juga oleh para insinyur muslim pecinta syari’ah, insya Allah dia akan menjadi ”teknologi ramah muslimah”.

Menuju Kereta Idaman

Saturday, May 26th, 2007

Dr. Fahmi Amhar
Peneliti Utama Bakosurtanal

 

Suara Islam no 18, minggu I-II April 2007

 

Beberapa waktu yang lalu, ribuan warga menyandera Kereta Api Jakarta – Rangkas Bitung. Aksi ini berakibat mandegnya sejumlah KA jurusan itu. Ribuan penumpang terlantar.  Kenapa ada aksi penyanderaan?  Ternyata karena KA yang beroperasi sering telat. Dan sejak banjir tempo hari, ada jembatan yang rapuh, sehingga PT KAI mengurangi gerbong maupun frekuensi perjalanannya.  Ini di luar fakta bahwa kondisi KA dan pelayanannya amat memprihatinkan.  Berjejalnya penumpang di dalam gerbong mendorong sebagian penumpang duduk di atas gerbong, yang tentu amat berbahaya.  Pada tulisan ini kita akan membandingkan sistem perkeretaan kita dengan yang ada di dunia saat ini.

Dalam istilah teknis, kereta api adalah bagian dari sistem transportasi rel, yang terdiri dari kendaraan (kereta) dan jalan permanen yang dapat berupa rel konvensional, monorel maupun maglev (rel magnetis yang mengangkat kereta sehingga melayang beberapa milimeter).  Sistem penggeraknya ada pada lokomotif yang digerakkan mesin diesel atau listrik yang disuplai oleh sistem sepanjang rel.

Sistem kereta terdiri dari kereta jarak jauh dan komuter.  Kereta jarak jauh sering memiliki wagon restoran dan untuk yang berjalan di malam hari ada wagon tidur.  Ada juga kereta kecepatan tinggi, yang umumnya berjalan di siang hari dan dapat bersaing dengan pesawat terbang.  Di Jepang, Tokyo-Osaka (sekitar 500 Km) dihubungkan dengan Shinkansen.  Di tikungan, kereta ini akan miring sedemikian rupa sehingga penumpang tidak mengalami gaya sentrifugal.

Pada jarak dekat, area kota dan sekitarnya dihubungkan dengan kereta komuter.  Di sini, beberapa wagon didesain untuk memiliki lebih banyak tempat berdiri dibanding kursi.  Ada juga tempat untuk menaruh kereta bayi, sepeda ataupun kursi roda.  Di beberapa negara bahkan ada kereta susun (double-decked trains).

Kota-kota besar sering juga memiliki sistem metro, atau disebut juga subway, tube atau underground.  Mereka digerakkan listrik melalui rel ketiga dan jaringannya terpisah: di terowongan atau di struktur layang.

Sementara itu satu atau dua kereta yang berjalan di atas jalan raya, secara konvensi tidak disebut kereta tetapi tramway, light-rail atau streetcar.

Di Tokyo, beberapa kereta komuter memiliki wagon khusus yang kursinya dapat dilipat untuk memberi tempat berdiri lebih longgar saat jam sibuk. Kereta ini bahkan memiliki pintu yang lebih banyak.  Ditaksir 3,5 juta penumpang terangkut oleh satu jalur saja dari Yamanote-Line di Tokyo (yang mungkin memiliki jaringan kereta komuter terbaik di dunia).

Kalau di Jabotabek, banyak penumpang tidak membayar, itu salah satunya karena sistem ticketing yang masih jauh dari optimal.  Di Jepang, tiket dijual oleh mesin.  Penumpang lalu memasukkan tiket magnetis itu pada pintu otomatis menuju peron yang hanya cukup untuk satu orang dan hanya terbuka kalau penumpang memiliki tiket yang sah.  Setelah itu tiket keluar lagi untuk nanti dilakukan prosedur yang sama di stasiun tujuan.  Kalau tiket kurang, pintu keluar tidak mau terbuka.  Penumpang harus membayar dulu kekurangannya, juga pada mesin otomatis.  Untuk orang ingin hemat waktu, dia dapat membeli tiket multipakai, ada yang berlaku sehari, seminggu bahkan setahun dan di semua jalur.  Dengan sistem ini, Jepang dapat mengatasi jutaan penumpang setiap harinya, bahkan dengan tenaga pengawas stasiun minimal.  Petugas stasiun ini sering merangkap sebagai pemberi informasi kepada orang asing.  Mereka umumnya lancar berbahasa Inggris.

Sementara itu di Eropa, ada sistem tiket kereta api yang cocok untuk wisatawan.  Interrail atau Eurail namanya.  Dengan tiket itu orang dapat dapat naik kereta apapun di seluruh Eropa selama sebulan tanpa perlu bayar lagi.  Ada juga pilihan lainnya, seperti 15 hari perjalanan dalam kurun sebulan dan sebagainya.  Sangat praktis.  Turis yang baru tahu akan suatu objek dapat tanpa pikir panjang menuju tempat itu, tanpa takut pengeluarannya membengkak.  Yang harus dipegang cukup buku jadwal kereta – yang umumnya dipatuhi.

Sebagian besar barang di dunia ternyata sudah diangkut dengan kereta.  Di AS, sistem rel bahkan mayoritas digunakan untuk cargo.  Bila barang yang diangkut banyak dan jaraknya jauh, sistem ini diyakini lebih ekonomis dan efisien dibanding transportasi jalan.

Memang angkutan rel tidak terlalu fleksibel, sehingga popularitasnya sempat turun.  Banyak pemerintah negara industri yang lalu kampanye memindahkan cargo dari jalan ke rel.  Sistem pemindahan praktis atas kontainer dari kereta ke truk pun dibangun.  Untuk jarak jauh, mobil penumpangpun lebih ekonomis digendong kereta.  Di Austria, istilah Autobahn (jalan tol) diberi makna baru dengan ditulis Auto-Bahn (artinya mobil naik kereta).  Tujuannya mengurangi kepadatan jalan raya dan polusi, menghemat energi dan menurunkan angka kecelakaan. Sistem ini bahkan wajib untuk kereta Inggris-Perancis yang lewat terowongan Selat Kanal.

Secara umum memang transportasi rel lebih hemat lahan dan ekologis.  Hanya saja, dia perlu organisasi yang jauh lebih rapi.  Jika Indonesia sistem kereta api masih susah maju, mungkin itu karena masyarakat kita masih sulit diatur dalam suatu organisasi yang rapi.  Orang masih semaunya sendiri, terlebih di jalan raya.

Kalau di Indonesia banyak pemukiman baru yang belum terlayani angkutan umum atau pemerintah kebingungan untuk membebaskan tanah guna pembangunan jalan, maka di Jepang, mal atau apartemen baru justru baru diijinkan dibangun bila jaringan kereta telah tersedia di sana.  Walhasil, banyak stasiun kereta yang berada di dalam superblock yang juga terdiri dari mal dan apartemen.  Tak heran ada pepatah, kalau mau melihat kehidupan orang Jepang, pergilah ke stasiun kereta.

Di Indonesia bila akan naik pesawat sediakan waktu aman 2-3 jam (karena akses ke bandara sulit diprediksi dan sering lebih lama dari naik pesawatnya sendiri), maka di Jepang akurasi waktu tempuh naik kereta menjadi jaminan, bahkan bila orang mau ke bandara. 

Itu semua seperti belum cukup.  Beberapa jalur kereta masih menyediakan wagon khusus perempuan.  Maklum pada jam sibuk, rupanya perempuan Jepangpun risih kalau harus berdesakan dengan laki-laki asing.  Mestinya di negeri kita hal ini lebih diperhatikan lagi.  Sebenarnya kalau mau hal itu tidak susah.  Masyarakat dengan karakter yang mirip kita seperti Malaysia juga faktanya bisa.  Kereta jalur PUTRA di Malaysia bahkan digerakkan secara otomatis, tanpa masinis.

Di Indonesia, mungkin karena malas berpikir: PT KAI malah akan diprivatisasi, dan anehnya swasta maunya jalur gemuk seperti Jakarta-Bandung, dan menolak ikut mengurusi jalur-jalur ekonomi.  Mungkin solusinya hanya satu: terapkan sistem perkeretaan syariah!