Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog

Archive for the ‘Opini’ Category

Mencari Predikat Kota Syariah

Wednesday, April 9th, 2014

kota-syariahDr. Fahmi Amhar

Sekarang syariah sudah mulai “nge-trend”.  Di mana-mana orang sudah semakin tidak “phobi” atau “risih” dengan label syariah. Sudah semakin banyak bank atau asuransi berlabel syariah.  Bahkan hotel dan restoran syariah pun muncul bak cendawan di musim hujan.

Tentu saja orang masih bisa berdebat sejauh mana syariah benar-benar ada pada lembaga-lembaga itu.  Maka sudah saatnya dirumuskan indikator suatu hal disebut “sesuai syariah”, agar pelabelan itu bisa terukur, sehinga yang sudah bisa dipertahankan, dan yang kurang bisa dilengkapi.

Maka lalu muncul pertanyaan, seperti apa “kota syariah” itu?  Apakah sekadar kota yang tak ada maksiat di dalamnya?  Tak ada lokalisasi pelacuran, tak ada miras, tak ada judi, tak ada diskotik atau “salon aneh-aneh”?  Atau kota syariah adalah sebuah kota yang “menggiring” (tak cuma memfasilitasi) seluruh warganya agar melaksanakan seluruh syariah?

Beberapa walikota di Indonesia mendapat penghargaan internasional atas keberhasilannya membangun kota yang lebih humanis, kota yang tidak dilalap oleh gegap gempita investasi, kota yang juga untuk mereka yang lemah dan kurang beruntung.  Sedang kota syariah adalah sebuah kota yang dirancang sedemikian rupa sehingga membuat mudah semua orang untuk selamat agamanya; sehat fisik, jiwa dan sosialnya; meningkat ilmu dan kecerdasannya; berkah rezekinya; dan mereka dapat meninggalkan dunia dengan khusnul khatimah.

Tentu saja, kota syariah pasti bukan kota yang setiap hari dihantui kesemrawutan atau kemacetan di jalanan, banjir setiap musim hujan, kumuh permukimannya, tidak aman jalanannya dan rawan terhadap bencana apa saja. (more…)

My JICMI Paper (Closing Session)

Sunday, December 15th, 2013

jicmi

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB INTELEKTUAL MUSLIM DALAM MEMBANGUN PERADABAN ISLAM

Prof. Dr.-Ing. Fahmi Amhar
Research Professor in Spatial Information System
Geospatial Information Agency
Jl. Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong-Indonesia
famhar@yahoo.com, fahmi.amhar@big.go.id


Abstract

Muslim Intellectuals have submitted some proposals as solution for some problematics in the world.  But some of them missed the whole system-framework and the islamic paradigm, so that their solutions are not yet effective.  Islam gives inspirations to many aspects in science and technology.  Islam gives the frame how research could be done.  And Islam gives the guidence, how the technology should be applied.  Technology without Islam will enslave, Islamic world without technology will be colonialized, but technology guided by Islam will liberate the world from slavery and colonialism. 

The society is built by individual personality (taqwa); by public opinion which guided the social-control; and by state policy.  Muslim intellectuals should take the responsibilty to improve the awareness of the umma and change the dominant opinion – which now is secular-liberalism one.  And muslim intellectuals should aso change the opinion of political leaders.  When the islamic awareness of leaders improved, then the leader can change the opinion of the umma so that they can be transformed to be a better society.

Abstrak

Cendekiawan Muslim telah mengajukan berbagai proposal sebagai solusi untuk beberapa problematika di dunia. Tetapi beberapa dari mereka masih belum menangkap kerangka sistem keseluruhan dan juga belum mendasarkan pemikirannya pada paradigma Islam, sehingga solusi mereka belum efektif. Islam memberikan inspirasi tentang banyak aspek dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Islam memberikan kerangka bagaimana penelitian bisa dilakukan. Dan Islam memberikan bimbingan , bagaimana teknologi harus diterapkan. Teknologi tanpa Islam akan memperbudak, dunia Islam tanpa teknologi akan dijajah, tetapi teknologi dipandu oleh Islam akan membebaskan dunia dari perbudakan dan penjajahan. (more…)

Belajar Menjadi Anggota Keluarga Dokter

Sunday, December 1st, 2013

keluarga-dokterSaya pernah survei kecil-kecilan ke para finalis Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Dikbud.  Saya menjadi juri lomba ini sejak tahun 2008.  Setiap tahun ada ratusan finalis yang diundang, dari seluruh Indonesia.  Mereka ada yang membuat penelitian tentang energi surya, alat otomatis pemadam kebakaran, kandang ayam combo dengan sensor, atau juga penelitian matematika-arkeologis.  Anehnya, lebih dari 50% mereka memiliki cita-cita yang sama: ingin jadi DOKTER !

Dokter hingga hari ini masih menjadi profesi idola.  Ini fakta!  Apakah karena stereotyp dokter di masyarakat masih bertahan: dihormati, kaya, dan bisa menolong siapa saja?

Faktanya boleh jadi tidak seindah itu.

Semua orang pernah jadi pasien.  Tetapi tidak semua orang pernah jadi dokter, atau anggota keluarganya.  Bukan sombong, saya hanya bersyukur, di keluarga besar saya ada 4 dokter.  Pertama kakak ipar saya dokter gigi; kedua istri saya, dokter umum; ketiga keponakan saya, dokter spesialis kandungan (SpOG); dan keempat juga keponakan saya, dokter spesialis orthodenti.

Tapi anak sulung saya tidak ingin jadi dokter.  Dia merasa lebih berbakat di matematika, dan saat ini kuliah ilmu komputer.  Sewaktu kecil, ketika semua orang menyangka dia akan ikut-ikutan bercita-cita jadi dokter, dia bilang, “Ogah ah jadi dokter, malam-malam dibangunin orang sakit yang minta pertolongan”. (more…)