Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog

Archive for the ‘Astronomi’ Category

Fakta Rukyatul Hilal yang Telah Berbeda

Wednesday, July 17th, 2013

Pertanyaan:

Apakah fakta ru’yatul hilal pada masa Rasulullah saw dengan masa sekarang memang berbeda?  Jika dulu di masa Rasulullah saw seolah-olah hilal begitu mudah dikenali tanpa harus dipaskan dulu dengan ilmu hisab astronomi, dan tanpa dipertanyakan apakah yang dilihat tersebut adalah hilal ataukah cahaya lainnya yang menyerupai hilal? Ini terlepas dari pembahasan peran ulil amri yaitu khalifah yang berwenang memutuskan kapan 1 ramadhan/1 syawal.

Jawaban:

fahmi-amhar-rukyatul-hilalBanyak fakta yang telah berbeda:

1. Dulu orang relatif lebih mengenal langit, karena belum ada jam; mereka tahu jadwal sholat setiap hari dengan menengok ke langit, termasuk untuk mengetahui apakah waktu Isya atau shubuh sudah masuk.

2. Dulu orang relatif lebih mengenal langit, karena belum ada kompas; di padang pasir mereka mencari arah dengan melihat langit, mengetahui dengan pasti konstelasi bintang terkait dengan arah.

3. Dulu banyak orang akrab dengan langit, termasuk tahu persis hilal itu seperti apa dan dilihat ke arah mana, sehingga rukyatul hilal belum menjadi “ilmu rahasia”, yang seolah-olah hanya segelintir orang dengan privilege tertentu yang dapat melakukannya. (more…)

DATA FALAKIYAH 2013 (1434 H)

Thursday, July 4th, 2013

BERIKUT INI ADALAH DATA SPASIAL-ASTRONOMI, BUKAN FIQIH dan BUKAN POLITIK

Tahun 2013
Ijtima’ Ramadhan 1434 H:
– Senin 8 Juli 2013 pukul 07.15 UTC (14.15 WIB).
— Tinggi bulan pada Senin sore:
. – di Jakarta: 0.20 derajat (hilal sudah wujud)
. – di Riyadh: -0.29 derajat (hilal belum wujud)
— Para penganut hisab:
. – Hisab Wujudul Hilal di Indonesia (seperti Muhammadiyah):
.    maka puasa akan mulai pada Selasa 9 Juli 2013.
. – Hisab Imkanur Rukyat 2 derajat di Indonesia (seperti Persis):
.    maka puasa akan mulai pada Rabu 10 Juli 2013.

Ijtima’ Syawal 1434 H:
– Rabu 7 Agustus 2013 pukul 00.51 UTC (07.51 WIB).
— Tinggi bulan pada Rabu sore:
. – di Jakarta: 3 derajat 30 ‘ 11.7 ”
. – di Riyadh: 1 derajat 14 ‘ 18.8 ”
— Para penganut hisab:
. – Hisab Wujudul Hilal maupun Imkanur Rukyat di Indonesia:
.   hari raya akan jatuh hari Kamis 8 Agustus;
.   berarti untuk Muhammadiyah puasa akan 30 hari;
.   sedang untuk Persis puasa akan 29 hari.

Untuk penganut rukyat kemungkinan akan ada 3 macam:

 

– Penganut rukyat lokal yang tidak mengakui hisab dan berpegang semata kepada laporan rukyat hanya dari daerahnya, ada kemungkinan akan memulai puasa seperti kaum hisab imkanur rukyat (mulai puasa Rabu 10 Juli), dan akan istikmal. (puasa 30 hari, iedul fithri tgl Jum’at 9 Agustus).

 

– Penganut rukyat global yang tidak mengakui hisab dan berpegang semata kepada laporan rukyat apa saja dari mana saja, ada kemungkinan akan sama hasilnya dengan penganut hisab wujudul hilal. (puasa 30 hari).

 

– Penganut rukyat (lokal maupun global) yang memegang hisab imkanur rukyat sebagai salah satu alat untuk melindungi dari laporan rukyat yang tidak akurat (seperti Badan Hisab & Rukyat Kemenag RI), maka hasilnya akan sama dengan penganut hisab imkanur rukyat. (puasa 29 hari).
Masing-masing mengklaim berdasarkan Islam atas pemahaman masing-masing. Dalam kondisi seperti ini, mestinya diterapkan qaidah “Amrul Imam Yarfa’ul Khilaf” (keputusan khalifah menghentikan perselisihan).

Teknologi Ramadhan-Remote-Sensing (Non Ressources Remote Sensing)

Saturday, August 4th, 2012

Prof. Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar

Sewaktu persiapan acara Dialog Ramadhan Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) – DIORAMA  2 Agustus 2012 lalu – saya iseng-iseng brainstorming, apa inspirasi selama Ramadhan ini terhadap kemajuan dunia Remote Sensing (RS).  Semuanya adalah aplikasi RS Non Sumber Daya Alam.  Selama RS cenderung didominasi untuk pengelolaan SDA, padahal masih banyak yang menarik dan menantan.

Ternyata muncul sedikitnya 10 ide:

1. RS untuk supporting rukyatul hilal – area yang dirukyat dilihat dengan kamera, lalu dimasukkan ke pemroses citra.  Citra bulan (hilal) memiliki spektrum frekuensi cahaya yang berbeda dengan langit latar, sehingga mestinya bisa dipisahkan agar dapat dikenali lebih mudah, selama syarat Astronomis, Baiknya posisi topografi dan Cuaca (ABC) memang terpenuhi.

2. RS untuk supporting shalat khusyu’ – di bulan Ramadhan masjid penuh sesak, tetapi sebenarnya distribusinya tidak merata.  Mungkin bisa kita buat kamera CCTV yang kemudian diproses dalam sebuah image integrator untuk membantu agar distribusi jama’ah dapat lebih merata, juga deteksi kerapian shaf, deteksi anak-anak yang ramai, deteksi jama’ah yang shalat sambil ngantuk dsb.  Sistem ini dapat dimonitor langsung oleh imam, sehingga imam dapat mengatur jama’ah lebih mudah.  Posisi jama’ah juga dapat digunakan untuk optimasi kipas angin atau AC.

Masih satu bagian dengan ini adalah RS untuk supporting wudhu – mendeteksi kehadiran orang di tempat wudhu, menyalakan air otomatis ketika dibutuhkan, atau bahkan mendeteksi najis yang masih melekat di tubuh seseorang.

3. RS untuk supporting puasa – apakah wajah orang puasa dapat dikenali oleh suatu sistem remote sensing?  mungkin dari suhu tubuh (karena pembakaran menurun) atau dari wajah lesu …  Kalau ada, barangkali juga bisa untuk mengenali orang yang sudah kekenyangan sesudah iftar, atau juga orang yang belum iftar meski sudah magrib.

4. RS untuk supproting iftar – sebuah alat dengan teknologi hyperspektral-sensing untuk mengenali makanan halal dan thayyib serta afdhol untuk iftar.

5. RS untuk supporting taddarus – sebuah alat untuk mengenali bacaan dan membandingkan dengan pola yang telah direkam atau dengan kunci berdasarkan huruf arabnya.  Mungkin tidak sepenuhnya image-based, karena ini voice.  Tapi prinsipnya hampir sama, Digital Correlation.  Selanjutnya alat akan memberikan alert kalau ada bacaan yang salah.

6. RS untuk supporting zakat – alat untuk mendeteksi beras zakat fitrah yang masih baik dengan teknik hyperspektral. Alat ini bisa juga untuk menilai kualitas raskin.  Sistem RS yang lain barangkali bahkan bisa untuk mendeteksi kawasan miskin dari foto udara, dan “wajah miskin” (poor-person-face-detection) dari calon mustahiq.

7. RS untuk supporting mudik – yaitu traffic congestion recognition, mendeteksi kemacetan jalanan, baik dengan camera CCTV ataupun dari High Atmospheric Platform.

8. RS untuk supporting anti-crime –  Di seputar lebaran, angka kriminalitas meningkat.  Mungkin bisa dibuat suatu sistem untuk mengenali face orang-orang yang berpotensi kriminal.  Sebagian mungkin bisa dibandingkan dengan database pelaku kriminal yang sudah pernah disimpan oleh polisi.  Sebagian lagi dari pengenalan pola dinamis, misalnya arah mata yang liar dsb.  Sumber data: kamera CCTV.  Alat ini bisa dipasang di terminal, di angkutan umum, maupun juga di rumah-rumah yang ditinggal mudik.

9. RS untuk supporting forensik – tingginya angka kecelakaan selama mudik memerlukan alat praktis untuk dokumentasi penyebabnya.  Sebuah perkakas handheld yang terdiri dari kamera, statif yang bisa diulur tinggi, gps dan distomat akan membantu untuk memberikan analisis yang akurat kejadian di TKP berdasarkan jejak rem atau oli.

10. RS untuk ghost-detection – banyak penafsiran yang keliru bahwa di bulan puasa setan dibelenggu.  Benarkah karena itu maka fenomena hantu menjadi berkurang?  Sebuah kamera inframerah bisa dipasang di tempat-tempat yang disinyalir angker/wingit, dan setiap ada kehadiran inframerah dinamis yang berbeda dengan visual optis akan dicatat.

Nah ada yang tertarik untuk mewujudkan riset-riset seperti ini?