Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog
April 27th, 2013

Sepenggal Kisah Nyata

Ini penggalan sebuah kisah nyata,
Di sebuah universitas swasta tak jauh dari ibu kota,
Yang uang pangkal dan SPP-nya aduhai murahnya,
Karena memang didirikan untuk kalangan tak berpunya.

Tapi lalu universitas itu punya kendala,
Hanya mampu membayar dosennya ala kadarnya,
Uang transpor sekali hadir hanya 15.000 rupiahnya,
1 jam lektor madya hanya 10.000 harganya.

Beberapa orang yang semula mau mengajar di sana,
Lama-lama menjadikannya prioritas nomor dua,
Lama mahasiswa tak melihat kehadirannya,
Bahkan jelang ujian, kuliah baru dua-tiga kali terselenggara.

Demikian juga dengan fasilitas laboratoriumnya,
Ini fakultas teknik atau fakultas sastra ?
Cuma menghafal itu kompetensi mahasiswanya.
Adapun memecahkan masalah, gelap semuanya!

Apakah pemerintah bersedia membantunya?
Ah, pendidikan tinggi itu bukan kebutuhan dasar, katanya.
Kalau di universitas negeri, tersedia banyak beasiswa.
Toh mereka telah terseleksi berdasarkan intelegensia.

Di universitas swasta ini, semua bisa memasukinya.
Ada test seleksi, tapi sebenarnya hanya pura-pura.
Semua yang ingin kuliah di sana, pasti diterima.
Kelas membludak dan dosen kewalahan, itu akibatnya.

Apakah salah kalau anak muda ingin kuliah semuanya?
Bung, pertanyaan Anda sudah salah dari mulanya!
Mestinya, mengapa anak muda merasa harus jadi sarjana?
Ini dulu harus ditemukan jawabannya!

Mereka seperti itu karena sistem ini begitu parah distorsinya!
Imperialisme telah menjadikan mereka hanya bermental pekerja.
Birokrasi menilai kompetensi hanya dari selembar ijazah saja.
Gaji ditentukan jenjang pendidikan, meski yang dikerjakan sama!

Akibatnya orang merasa, tanpa kuliah gelaplah masa depannya.
Tanpa jadi pekerja, pupus sudah harapannya jadi manusia.
Universitas swasta pun, didemo kalau coba menaikkan tarifnya.
Padahal mereka semua sama-sama korban sistem yang nyata.

Sistem itu adalah jalinan berbagai aturan agar manusia sejahtera.
Sistem itu mestinya mencerahkan akal dan menenangkan jiwa.
Sistem itu mestinya tidak mendzalimi siapapun juga.
Sistem itu mestinya tidak dihinggapi kepentingan maupun alpa.

Hanya Tuhan Yang Maha Sempurna mampu menciptakannya,
Sistem yang pernah diterapkan oleh Nabi dan para Shahabatnya.
Itulah sistem syari’ah yang diterapkan paripurna,
Dan negara yang menerapkan itu Khilafah namanya.

Tapi jangan buru-buru, Khilafah itu tak sekedar soal kepala negara,
bukan pula sekedar soal hukuman yang disebut hudud namanya.
Tapi dia adalah jalinan sistem ekonomi, pergaulan, pendidikan hingga
pemerintahan, hukum dan hubungan antar negara.

Untuk memahami seluruh sistem itu, tak cukup satu dua jam saja,
Bahkan mereka yang telah mengkajinya berpuluh tahun lamanya,
masih terus menemukan hal-hal menarik yang menyemangatinya,
karena itulah mereka sangat gembira menyambut seruannya.

Ahad 2 Juni 2013 boleh kau catat tanggalnya,
Di stadion Gelora Bung Karno Jakarta tempatnya,
Muktamar Khilafah akan dihadiri seratus ribu orang banyaknya.
Tentu ini acara lebih utama dari konser atau sepakbola.

Sepanjang Mei, Muktamar ini juga diadakan di berbagai kota,
Semua oleh orang-orang yang hanya rindu dan berharap surga,
Mereka tidak terpancing agenda politik 2014 apapun namanya,
Ini lebih dari soal politik negara bangsa, ini soal politik dunia !

Tentu saja, ini Muktamar bukan obat segala masalah atau panasea,
Dia hanya untuk memperteguh visi seperti dulu Soempah Pemoeda.
Agar setelah menghadirinya, orang mau memperjuangkannya.
Semoga Anda termasuk salah satu di antaranya !

Tags: , , , , ,

.

Leave a Reply