Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog

Archive for the ‘Pendidikan’ Category

Kecerdasan Spasial Ilmuwan Khilafah

Friday, November 22nd, 2013

spasial-khilafah

Dr. Fahmi Amhar

Pada musim haji tahun ini, quota haji dari seluruh dunia dikurangi 20 persen karena di Mekkah, khususnya di seputar Masjidil Haram sedang ada pembangunan besar-besaran untuk meningkatkan kapasitas.  Untuk thawaf, tahun ini lingkaran thawaf lantai 2 dan lantai 3 sudah dioperasikan.  Bila saatnya tiba nanti, seluruh jamaah haji sudah bisa ditampung di ratusan kondominium yang berjajar di seputar masjid.  Turun lift sudah langsung ke koridor ber-AC menuju masjid.

Tetapi sehebat apapun pembangunan di Tanah Suci, tetap saja ada batas yang tidak bisa dilalui.  Ada tiga lokasi yang akan selalu terjadi penumpukan massa, yakni di Masjidil Haram (lingkar thawaf dan jalur sa’i), di padang Arafah, dan di Mina tempat jamarat.

Sekadar ilustrasi, karena “Haji itu Arafah”, sedangkan Arafah adalah suatu padang yang jelas di masa Nabi, maka kita mulai dari sini. Arafah punya luas 3,5 km x 3,5 km. Jadi luas Arafah itu adalah 12.250.000 meter persegi. Kalau orang disuruh duduk di shaf berdesakan, 1 meter persegi cukup untuk maksimum 3 orang. Jadi kapasitas maksimum Arafah 36.750.000 orang. Karena perlu ada tempat untuk koridor jalan atau pintu ke MCK (yang bisa ditaruh di bawah tanah), kita set saja maksimum 36 juta orang. Kalau untuk Mina dan Masjidil Haram, bisalah dibuat tingkat lagi, walaupun konstruksi yang sekarang cuma didesain maksimum 4 juta orang. Arafah tidak bisa dibuat bertingkat. Kalau bertingkat namanya bukan lagi “wukuf di Padang Arafah, tetapi wukuf di Gedung Arafah!   Tentu akan diprotes banyak orang sebagai menyalahi syara’. (more…)

Islam dan Teknologi Keindahan

Friday, November 15th, 2013

islam-indahDr. Fahmi Amhar

Acara Miss World yang kontroversial itu telah berlalu.  Dampak negatifnya telah jelas.  Masyarakat Muslim di Indonesia dicekoki nilai-nilai asing melalui ruang frekuensi – yang sebenarnya milik publik.  Masyarakat diarahkan untuk berpikir bahwa kehebatan seorang wanita itu terutama oleh penampilannya, baik itu kecantikannya, tutur kata yang menunjukkan kecerdasannya, dan kelakuannya yang diatur oleh pengarah gaya.  Motto mereka adalah “Beauty, Brain & Behaviour”.  Tapi semua orang tahu, bahwa beauty atau kecantikan adalah syarat penentu.  Kalau ada seorang gadis yang sangat cerdas, bahkan mungkin memiliki dua gelar doktor (syariah dan fisika), juga telah memiliki kiprah yang dirasakan luas di masyarakat, misalnya menemukan kompor murah hemat energi yang dibagi luas ke sejuta petani, juga mendirikan klub-klub cinta fisika yang menginspirasi jutaan pelajar SD, tetapi bibirnya sumbing dan tubuhnya tidak proporsional, sepertinya mustahil dia akan terpilih menjadi Miss World.

Adapun dampak positifnya (seperti naiknya kunjungan wisata manca negara ke Indonesia) tidak terjadi.  Kunjungan wisata hanya bisa ditingkatkan kalau infrastruktur di negeri ini (terutama transportasi publik) diperbaiki, dan orang merasa aman dari kejahatan atau perlakuan tidak profesional aparat kita. (more…)

Teknologi Militer Tak Hanya Senjata

Saturday, November 2nd, 2013

teknologi-militer-era-khilafahProf. Dr.-Ing. Fahmi Amhar

Di dunia militer, dikenal istilah Operasi Militer Selain Perang (OMSP).  Misalnya ketika tentara digerakkan untuk membangun desa – seperti dulu di zaman Orba “ABRI Masuk Desa” (AMD).  Atau ketika tentara yang memiliki peralatan memadai dan personel terlatih digerakkan untuk menolong korban bencana.

Maka di dunia militer pun dikenal istilah Teknologi Militer Selain Senjata (alutsista).  Karena itulah, di dunia akademisi pertahanan, tidak hanya ada pakar-pakar ilmu strategi dan ilmu senjata, tetapi juga ilmu-ilmu sipil.

Demikian juga dalam sejarah militer Islam. Rahasia kekuatan militer umat Islam generasi awal ada pada kemampuannya menyinergikan berbagai infrastruktur, yaitu

(1) Infrastruktur ruhiyah (akidah, ibadah) sehingga setiap Muslim baik yang menjadi anggota militer atau tidak, akan menempatkan dirinya sebagai hamba Allah dan hidup untuk mencari ridha Allah semata.  Mereka memiliki kejelasan tujuan hidup dan pegangan hidup, yang lebih kuat dari segala ideologi.  Islam adalah “beyond ideology”.

(2) Infrastruktur syakhsiyah, sehingga setiap Muslim akan menempa dirinya menjadi pribadi yang taqwa, kuat, berahlaq mulia dan sekaligus memiliki profesionalisme terbaik, karena dengan itu dia dapat memberikan manfaat yang terbesar di tengah umat manusia.  Untuk itu mereka selalu siap belajar dari manapun, baik yang sifatnya kauni yang dapat diperoleh dari pengalaman / percobaan, juga inspirasi dari ayat-ayat suci.  Dalam hal jasadiyah, mereka mempelajari berbagai jenis beladiri yang dikenal saat itu.  Rasulullah juga sangat menganjurkan setiap Muslim untuk belajar berkuda, berenang, memanah.  Ini adalah tamsil untuk keterampilan hidup yang selayaknya dimiliki seorang Muslim. (more…)